Bingkisan ini dibuat sebagai bagian dari harapan indah yang kubangun dimana aku berusaha menjadikan AllohSWT selalu menjadi penuntunku, meskipun terkadang bisikan hawa nafsu teruz membayangi. Dan berusaha menjadikan setiap nafas ini syar'i, dimana ridlo Alloh SWT diatas segala-galanya. Semoga semua harapan ini mendapat balasan (keridloan) yang lebih baik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah harapan bagi seorang gadis yang mendambakan menjadi bidadari di bumi dan di surga, dan berusaha menjadikan dirinya bergelar Sholiha. Amin

Sudahkah Nabi Muhammad Menjadi Idola Kita???

Saat ini mungkin kebanyakan generasi muda Islam, dan sebagian orang tua tidak kenal secara mendalam siapa itu Nabi Muhammad SAW, apalagi mejadikannya sebagai idola atau pujaan. Yang mereka idolakan kebanyakan bintang film, bintang sinetron, penyanyi, atau pemain sepakbola, bahkan tokoh politik. Padahal semestinya, idola orang Muslim itu adalah Nabi Muhammad SAW. Mengapa? Karena hanya dengan mencontoh kehidupan Rasulullah, kita akan hidup bahagia di dunia, apalagi di akhirat nanti, sebagimana yang telah diperoleh para Sahabat Rasulullah SAW..

Tulisan ini saya tujukan khusus untuk kaum Muslimin dan Muslimat, sehubungan dengan hari Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal yang jatuh pada tanggal 26 Februar1 2010. Tetapi bila ada saudara-saudara kami di luar agama Islam ingin membacanya, tidak ada salahnya, karena tulisan ini tidak menyinggung atau merendahkan agama lain. Malah ada baiknya, untuk menambah pengetahuna Anda, demi meningkatkan toleransi kerukunan hidup umat beragama di Indonesia, dan siapa tahu anda mendapat Hidayah dari Allah SWT. Amin.

Kelahiran dan Masa Kecil Muhammad

Nabi Muhammad SAW dilahirkan sekitar 570 Masehi di Makkah. Ayahnya, Abdullah, meninggal beberapa pekan sebelum kelahirannya. Karena merupakan kebiasaan bagi seorang bayi yang baru lahir untuk disusui seorang ibu angkat, pada awalnya Nabi dipelihara oleh seorang wanita Badui, Halimah.

Ibunda Nabi, Siti Aminah, meninggal dunia saat usia Nabi enam tahun dan beliaupun tinggal dengan kakeknya, Abdul Mutthalib. Hanya dua tahun kemudian, kakeknya juga meninggal, dan Nabi pun berada dalam pemeliharaan pamannya, Abu Thalib, seorang pedagang. Perasaan kehilangan di usia yang demikian muda menjadikannya pribadi yang pemikir dan sensitif. Ia sangat menekankan perlunya mengasihi anak yatim, wanita, sebagai golongan lemah dalam masyarakat. Sebagai seorang laki-laki, ia menggembala domba di padang pasir. Sejak kecil Muhammad dikenal sebagai orang yang jujur dan terpercaya, sehingga mendapat julukan Al Amin.

Maulid Nabi Muhammad SAW.

Muhammad dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah atau sekitar tahun 570 Masehi, yang di kalangan umat islam lebih dikenal dengan Maulid Nabi. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara substansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Karena Nabi Muhammad SAW sendiri tidak pernah merayakan maulid beliau, maka sebagian umat Islam menganggap perayaan Maulid ini bid’ah. Namun demikian, sebagian besar Muslim Indonesia, merayakan Maulid Nabi setiap tahun, termasuk Maulid Nabi yang dilaksanakan secara Nasioanal, yang selalu dihadiri oleh Kepala Negara, para pejabat tinggi dan duta besar negara-negara Islam.

Perayaan Maulid Nabi pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang Gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Ada yang berpendapat bahwa idenya sendiri justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin.


Di kehidupan masa kini, kita telah mafhum dan mengenal berbagai macam peringatan hari-hari, baik itu hari kenegaraan seperti Hari Kemerdekaan, dll. Peringatan itu untuk mensyukuri atau merenungan segala nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kita yang sampai detik ini masih dapat kita nikmati. Rasa syukur dan renungan itu tidak haram, karena dengan merenungi segala nikmat tersebut, insya-Allah kita akan menjadi orang yang pandai bersyukur. Allah berfirman: ”Barangsiapa bersykur, maka Aku akan menambah nikmat-Ku, tapi bila kamu ingkar, maka Azab-Ku amat pedih (QS Ibrahim:7).

Maka, suatu hal yang sangat penting dan utama dalam peringtan Maulid Nabi Muhammad SAW ini, adalah hendaknya kita dapat meneladani atau mencontoh cara hidup beliau, berdasarkan apa yang diajarkan dan dicontohkan Nabi SAW, Kekasih Allah SWT. Karena, hanya dengan mencontoh kehidupan Rasulullah SAW itu, kita akan menjadi orang yang beruntung, sebagaimana firman Allah:”(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-A’raa 7:157)

Pribadi Yang Mulia

Nabi Muhham SAW adalah seorang manusia yang sangat sempurna, yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Dia-lah Kekasih Allah. Nama Nabi Muhammad SAW selalu ”digandengkan” dengan Nama Allah. Nama Muhammad Saw sendiri sudah ada sejak Nabi Adam diciptakan. Allah sendiri memuji akhlak dan budi pekerti Nabi Muhammad SAW sebagaimana firman-Nya:”Sungguh Muhammad memiliki budi pekerti yang agung! (QS. Al-Qalam: 4).

Jangankan kita, para sahabat saja tak sanggup melukiskan keindahan akhlak Rasulullah SAW. Apabila mereka ditanya tentang bagaimana akhlak Rasulullah SAW, mereka hanya bisa menangis. Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi SAW. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air mata-lah jawabannya, karena mereka terkenang akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu menceritakan satu peristiwa yang paling indah dan berkesan dalam interaksi mereka dengan Nabi terakhir ini.

Ketika Siti Aisyah r.a, istri Nabi SAW ditanya oleh seorang Badui tentang akhlak Nabi SAW, beliau hanya menjawab: ”Akhlak Muhammad itu Al-Qur’an”. Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi SAW itu bagaikan Al-Qur’an berjalan. Badui itu tidak puas, bagaimana mungkin ia segera mengetahu akhlak Nabi kalau ia harus membaca seluruh kandungan Al Qur’an. Aisyah akhirnya menyarankan Badui ini untuk membaca dan menyimak Surat Al-Mu’minun ayat 1-11, yaitu: ”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang khusuk dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuuatan dan perkataan yang tidak berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang selain itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat yang dipikulnya dan janjinya, dan orang-orang yang menjaga shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang mewarisi, mewarisi surga Firadaus. Mereka kekal di dalamnya”

Dan ketika didesak pertanyaan tentang kesan beliau terhadap suaminya, Nabi Muhammad SAW, Aisyah menjawab, “Ah semua perilakunya indah.” Ketika didesak lagi, Aisyah baru bercerita saat terindah baginya, sebagai seorang isteri. “Ketika aku sudah berada di tempat tidur dan kami sudah masuk dalam selimut, dan kulit kami sudah bersentuhan, suamiku berkata, ”Ya Aisyah, izinkan aku untuk menghadap Tuhanku terlebih dahulu.” Apalagi yang dapat lebih membahagiakan seorang isteri, karena dalam sejumput episode tersebut terkumpul kasih sayang, kebersamaan, perhatian dan rasa hormat dari seorang suami, yang juga seorang utusan Allah.

Suatu saat, Nabi Muhammad SAW membuat khawatir hati Aisyah ketika menjelang subuh Aisyah tidak mendapati suaminya disampingnya. Aisyah keluar membuka pintu rumah. Dia terkejut bukan kepalang melihat suaminya tidur di depan pintu. Aisyah berkata, “Mengapa engkau tidur di sini?” Nabi Muhammmad menjawab, “Aku pulang sudah larut malam, aku khawatir mengganggu tidurmu sehingga aku tidak mengetuk pintu. itulah sebabnya aku tidur di depan pintu.”

Mari berkaca di diri kita masing-masing. Bagaimana perilaku kita terhadap isteri kita? Nabi SAW mengingatkan, “Berhati-hatilah kamu terhadap isterimu, karena sungguh kamu akan ditanya di hari akhir tentangnya.” Para sahabat pada masa Nabi memperlakukan isteri mereka dengan hormat, mereka takut kalau wahyu turun dan mengecam mereka.

Ada seorang sahabat yang mempunyai kesan yang paling indah ketika sahabat tersebut terlambat datang ke Majelis SAW. Tempat sudah penuh sesak. Ia minta izin untuk mendapat tempat, namun sahabat yang lain tak ada yang mau memberinya tempat. Di tengah kebingungannya, Rasul SAW memanggilnya. Rasulullah SAW memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup dengan itu, Rasulullah SAW pun melipat sorbannya lalu diberikan pada sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Sahabat tersebut dengan berlinangan air mata, menerima sorban tersebut namun tidak menjadikannya alas duduk akan tetapi malah mencium sorban Nabi SAW tersebut.

Begitulah akhlak Rasulullah SAW, sebagai pemimpin ia ingin menyenangkan dan melayani bawahannya. Dan tengoklah diri kita. Kita adalah pemimpin, bahkan untuk lingkup paling kecil sekalipun, sudahkah kita meniru akhlak Rasul Yang Mulia?.

Nabi Muhammad SAW juga terkenal suka memuji sahabatnya. Kalau kita baca kitab-kitab hadis, kita akan kebingungan menentukan siapa sahabat yang paling utama. Terhadap Abu Bakar, Rasulullah SAW selalu memujinya. Abu Bakar- lah yang menemani Rasulullah SAW ketika hijrah. Abu Bakarlah yang diminta menjadi Imam ketika Rasulullah SAW sakit. Tentang Umar, Rasulullah SAW pernah berkata, “Syetan saja takut dengan Umar, bila Umar lewat jalan yang satu, maka Syetan lewat jalan yang lain.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Nabi SAW bermimpi meminum susu. Belum habis satu gelas, Nabi SAW memberikannya pada Umar yang meminumnya sampai habis. Para sahabat bertanya, Ya Rasul apa maksud (ta’wil) mimpimu itu? Rasulullah SAW menjawab “ilmu pengetahuan.”Tentang Utsman, Rasulullah SAW sangat menghargai Utsman karena itu Usman menikahi dua putri Nabi SAW hingga Utsman dijuluki Dzu an-Nurain (pemilik dua cahaya). Mengenai Ali, Rasulullah SAW bukan saja menjadikannya ia menantu, tetapi banyak sekali riwayat yang menyebutkan keutamaan Ali. “Aku ini kota ilmu, dan Ali adalah pintunya.” “Barang siapa membenci Ali, maka ia merupakan orang munafik.”

Lihatlah diri kita sekarang. Bukankah jika ada seorang rekan yang punya sembilan kelebihan dan satu kekurangan, maka kita jauh lebih tertarik berjam-jam untuk membicarakan yang satu itu dan melupakan yang sembilan. Ah…ternyata kita belum suka memuji; kita masih suka mencela. Ternyata kita belum mengikuti sunnah Nabi.

Allah pun sangat menghormati Nabi Muhammad SAW Buktinya, dalam Al-Qur’an Allah memanggil para Nabi dengan sebutan nama: Musa, Ayyub, Zakaria, dll. tetapi ketika memanggil Nabi Muhammad SAW Allah menyapanya dengan “Wahai Nabi”. Ternyata Allah saja sangat menghormati beliau.

Menjelang akhir hayatnya, Rasulullah SAW berkata pada para sahabat, “Mungkin sebentar lagi Allah akan memanggilku, aku tak ingin di Padang Mahsyar nanti ada diantara kalian yang ingin menuntut balas karena perbuatanku pada kalian. Bila ada yang keberatan dengan perbuatanku pada kalian, ucapkanlah!” Para sahabat terdiam, namun ada seorang sahabat yang tiba-tiba bangkit dan berkata, “Dahulu ketika engkau memeriksa barisan di saat ingin pergi perang, kau meluruskan posisiku dengan tongkatmu. Aku tak tahu apakah engkau sengaja atau tidak, tapi aku ingin menuntut balas hari ini.” Para sahabat lain terpana, tidak menyangka ada yang berani berkata seperti itu. Umar langsung berdiri dan siap “membereskan” orang itu. Tapi Rasulullah SAW melarangnya. Rasulullah SAW menyuruh Bilal mengambil tongkat ke rumah beliau. Siti Aisyah yang berada di rumah Nabi SAW keheranan ketika Nabi Rasulullah SAW meminta tongkat. Setelah Bilal menjelaskan peristiwa yang terjadi, Aisyah pun semakin heran, mengapa ada sahabat yang berani berbuat senekad itu setelah semua yang Rasulullah SAW berikan pada mereka.

Rasul memberikan tongkat tersebut pada sahabat itu seraya menyingkapkan bajunya, sehingga terlihatlah tubuh Rasulullah SAW. Nabi SAW berkata, “Lakukanlah!” Detik-detik berikutnya menjadi sangat menegangkan. Tetapi terjadi suatu keanehan. Sahabat tersebut malah menciumi perut Nabi Rasulullah SAW dan memeluk Nabi seraya menangis, “Sungguh maksud tujuanku hanyalah untuk memelukmu dan merasakan kulitku bersentuhan dengan tubuhmu!. Aku ikhlas atas semua perilakumu wahai Rasulullah”. Seketika itu juga terdengar ucapan, “Allahu Akbar” berkali-kali. Sahabat tersebut tahu, bahwa permintaan Nabi SAW itu tidak mungkin diucapkan kalau Rasulullah SAW tidak merasa bahwa ajalnya semakin dekat. Sahabat itu tahu bahwa saat perpisahan semakin dekat, ia ingin memeluk Rasulullah SAW sebelum Allah memanggil Rasulullah SAW ke hadirat-Nya.

Nabi Muhammad SAW ketika melaksanakan Haji Wada’, di Padang Arafah yang terik, dalam keadaan sakit, masih menyempatkan diri berpidato. Di akhir pidatonya itu Nabi SAW dengan dibalut sorban dan tubuh yang menggigil berkata, “Nanti di hari pembalasan, kalian akan ditanya oleh Allah apa yang telah aku, sebagai Nabi, perbuat pada kalian. Jika kalian ditanya nanti, apa jawaban kalian?” Para sahabat terdiam dan mulai banyak yang meneteskan air mata. Nabi Rasulullah SAW melanjutkan, “Bukankah telah kujalani hari-hari bersama kalian dengan lapar, bukankah telah kutaruh beberapa batu diperutku karena menahan lapar bersama kalian, bukankah aku telah bersabar menghadapi kejahilan kalian, bukankah telah kusampaikan pada kalian wahyu dari Allah…..?” Untuk semua pertanyaan itu, para sahabat menjawab, “Benar ya Rasulullah!”

Kemudian, Rasulullah SAW pun mendongakkan kepalanya ke atas, dan berkata, “Ya Allah saksikanlah…Ya Allah saksikanlah…Ya Allah saksikanlah!”. Nabi SAW meminta kesaksian Allah bahwa Nabi telah menjalankan tugasnya.

Rakhmatan Lil Alamin

Nabi Muhammad SAW sebenarnya bukan untuk orang Islam saja, atau hanya untuk manusia saja. Tapi Nabi Muhammad Saw merupakan rakhmat bagi seluruh alam, artinya bagi seluruh jagat raya ini, baik bumi, langit dan tata surya serta semua makhluk yang ada di antara keduanya, seperti matahari, bulan, bintang, manusia, hewan, tumbuh-tumbuahan dlsb. Firman Allah SWT :“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Surah Al-Anbiya’:107).

Tanamkanlah cinta sedalamnya kepada Rasulullah SAW dengan mencontoh akhlak, ibadah dan sunnah beliau. Bersalawatlah selalu kepada Nabi, karena bukti orang yang mencintai seseorang, ialah sering menyebut-nyebut namanya.

Lihatlah betapa cintanya Bilal bin Rabbah kepada Nabi SAW. Setelah wafatnya Rasulullah SAW, beliau menolak untuk menjadi muazzin di Mesjid Nabawi, karena khawatir dirinya tidak dapat membendung air mata dan rasa rindu mengenang saat bersama Rasulullah. Beliau akhirnya hijrah ke Syam untuk berjihad mengikuti jejak langkah para sahabat Nabi, meninggalkan Madinah, kota dimana dia selalu bersama orang yang sangat dikasihinya.


Setelah sekian lama berada di kota Damascus, Bilal didatangi Rasulullah SAW di dalam mimpi. Rasul bersabda: “Wahai Bilal, apakah yang menahanmu? Sudah lama engkau tidak datang menjengukku?.” Lalu Bilal pun bergegas menziarahi Madinah. Di Madinah, Bilal dibujuk oleh cucunda Nabi, yakni Hassan dan Hussein untuk mengumandangkan azan. Bilal akhirnya setuju.

Saat mendengar suara emas Bilal, sayup-sayup di Madinah terdengar dengan ratapan dan tangisan. Banyak orang melihat melalui jendela dan keluar dari rumah menuju ke jalanan. Sambil menahan rasa rindu kepada Rasulullah SAW, mereka bertanya, “Apakah Rasulullah SAW telah dihidupkan kembali?” Ada pula yang berbisik dengan linangan air mata, “Marhaban ya Rasulullah, Marhaban ya Rasulullah.” AllahummaSolli ala Muhammad.

Uswatun Khasanah

Secara fisik, Muhammad merupakan manusia sempurna yang patut menjadi Uswatun Hasanah, suri tauladan bagi seluruh umat manusia, sesuai dengan firman-Nya:
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi kamu, yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan menemui Allah dan Hari Akhir dan mengingat Allah sebanyak-banyak” (QS Al Ahzab: 21).

Secara batiniah Rasulullah mempunyai sifat-sifat yang terpuji, yang telah dimiliki oleh setiap manusia tanpa kecuali. Tetapi sayang, tidak semua manusia menyadari keberadaan unsur tersebut, apalagi mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak mengherankan bila banyak orang yang mengaku umat Nabi Muhammad SAW. umat yang sangat terpuji, justru banyak melakukan perbuatan tercela.

Hal ini karena mereka belum dapat menghayati Muhammad dalam nilai-nilai terpuji, di setiap aktivitas hidupnya dalam bermasyarakat. Padahal setiap hari mereka selalu mengatakan dalam shalat: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah”. Kalimat Syahadat tersebut mempunyai makna yang sangat dalam sekali, yaitu saksinya seorang yang menyaksikan kepada siapa dia bersaksi. Secara hakikat, makna simbolis dari “wa asyhadu an la Muhammad Rasulullah” adalah sebuah pengakuan bahwa setiap diri telah ditempati oleh unsur terpuji yaitu Nur Muhammad, yang harus diimani dan diikuti sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an: ”Katakanlah : “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu” QS Ali Imran: 31).

Cinta Rasulullah SAW

Bila kita benar-benar cinta kepada Rasulullah SAW, tidak cukup hanya dengan pujian dan salawat saja. Bukti cinta kita kepada Rasulullah SAW adalah dengan mengamalkan seluruh hadist-hadistnya. Hadist Nabi ini ada tiga bagian besar, yaitu 1. Penampilan (termasuk cara berpakaian dan pelihara jenggot), 2. Cara hidup sehari hari (mulai bangun tidur sampai tidur kembali) seperti makan, minum, mandi, buang air, tidur, ibadah shalat, puasa, pernikahan, hubungan suami-istri, perdagangan, dlsb), dan 3. Fikir Rasulullah, bagaimana agar semua umat Rasulullah SAW masuk surga.

1. Mengamalkan hadist-hadist dan ajaran Rasulullah SAW.

Banyak sekali hadist-hadist Rasulullah sebagai kecintaan Rasul kepada umatnya. Tentu bukti cinta kita adalah dengan mengamalkan hadist-hadist tersebut. ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku (Nabi), maka Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu’ (QS Ali Imran:31)

2. Memperbanyak shalawat dan pujian untuk Nabi SAW

Allah SWT berfirman: ”Sesungguhnya Allah dan para Malaikat bershalawat kepada Nabi . Wahai orang-orang beriman, bershalawatlah kepadanya dan ucapkanlah salam ..‘

3. Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar

Allah berfirman: ”Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar, dan kalian beriman kepada Allah….(QS Ali Imran:110)

Selama 23 tahun Nabi Muhammad SAW sejak diangkat sebagai Rasulullah SAW, beliau dan para sahabat bukan hanya menjalankan ibadah, tapi berdakwah. Karena dakwah, Islam tersebar ke seluruh dunia, sehingga sampai ke negara kita Indonesia. Islam masuk ke Indonesia bukan karena dibawa oleh burung atau diterbangkan oleh angin, tapi oleh manusia, juru dakwah.

Indonesia saat ini merupakan ”negara Islam” terbesar, setidaknya dalam jumlah, karena kalau dari kualitas, ”ntar dulu”, kata orang Betawi. Islam tersebar di Indonesia bukan dengan cara kekerasan atau perang, tapi dengan akhlak yang indah, yang dibawa oleh para da’i terdahulu, yang lebih dikenal sebagai ”pedagang” sehingga orang dengan sukarela masuk Islam, tanpa disuruh atau dipaksa.

Tapi saat ini, umat Islam mayoritas di Indonesia, tapi kehidupan kebanyakan mereka sangat menyedihkan, jauh dari ajaran agama Islam. Mesjid tidak terhitung jumlahnya, setiap RW atau dusun ada satu mesjid bahkan ada beberapa musholla, tapi umumnya kosong. Yang shalat paling banyak 1-2 saf saja. Malah banyak mesjid di kampung yang shalat hanya satu orang, yaitu muazin saja. Bahkan ada beberapa mesjid berubah menjadi sangkar kambing, karena sudah lama tidak ada yang shalat di situ.

Banyak sekali orang Indonesia yang tidak shalat, terutama anak-anak muda. Mesjid hanya diisi jamaah yang sudah ”hampir magrib”, yang KTP-nya sudah ”seumur hidup”. Orang Islam saat ini tingkah laku dan cara hidupnya, tidak lagi Islami, baik cara berpakaian, berdandan, berdagang, acara pernikahan, dlsb. Banyak orang Islam yang minum khamar, berjudi, korupsi, berzinah, dlsb, jauh dari akhlah yang dicontohkan Rasulullah SAW dan para sahabat.

Dakwah Cara Rasulullah

Sekarang banyak ”ustadz” dan alim ulama, yang bertaraf nasional, memberikan tauziah dan ceramah dimana-mana, melalui TV, radio atau langsung melalui tabligh akbar dihadapan ribuan orang dan jutaan pemirsa, tapi tidak ada orang non Muslim yang tertarik masuk Islam. Mengapa? Karena akhlak dan perilaku kebanyakan orang Islam saat ini tidak beda dengan mereka yang non Muslim. Disamping itu, dakwah para ustadz yang ”ngetop” itu, tidak sesuai dengan cara dakwah Rasulullah SAW dan para sahabat, yang tidak meminta upah dan mendatangi ummat. Mereka menerima bayaran sampai puluhan juta rupiah sekali tampil, bukan ikhlas karena Allah, sehingga ”bayan” atau ceramah agama mereka tidak ada ”ruh”nya, tidak ada kekuatan. Karena pada hakikatnya yang dapat memberikan hidayah adalah Allah SWT, bukan karena kepintaran dan kehebatan ceramah seorang da’i atau ustadz.

Saat ini dakwah cara Rasulullah SAW sudah mulai dihidupkan kembali, ada lebih dari 200 negara termasuk Indonesia, yang mengirim jamaah ke seluruh dunia. Orang lain menyebutnya jamaah tabligh, padahal kami sendiri tidak pernah menamakan diri seperti itu. Mereka datang dari berbagai negara ke Indonesia, mengajak orang Islam kembali shalat, yang sudah shalat diajak kembali ke mesjid.

Mereka mengorbankan diri, harta dan waktunya di jalan Allah. Tidak ada yang membiayai, bukan Pemerintah, LSM atau organisasi apapun. Mereka berdakwah dari satu negeri ke neggeri lain, dari pulau ke pulau, darai kota ke kota, dari desa ke desa, dari mesjid ke mesjid dan dari rumah ke rumah serta dari orang ke orang langsung bertatapan muka, tanpa bayaan serupiahpun, malah mereka menggunakan harta dan uang mereka sendiri. Mereka hanya mengharap ”upah” dan keredhoan Allah sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Berkat usaha dakwah, saat ini umat Islam berkembang di seluruh dunia, di Amerika Serikat, negara-negara Eropa termasuk Inggris, Prancis dan Italia, Jepang, Korea, temasuk di Israel ada markas dakwah. Ribuan mesjid sudah berdiri di negara-negara yang tadinya tidak mengenal Islam samasekali.

Rasulullah SAW Sangat Mencintai Ummatnya

Rasulullah SAW adalah orang yang sangat cinta dan peduli dengan umatnya, sehingga digambarkan Allah SWT: ”Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kaum kalian sendiri. Ia merasakan beratnya penderitaan kalian, sangat mendambakan (keimanan dan keselamatan) kalian, dan amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang beriman’ (QS At Taubah:128)

Begitu cintanya Rasul terhadap umatnya sehingga ucapan terakhir beliau sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir adalah: ”umatti… umatti … ummatti..’. Annisa,….annisa , annisa dan As-shalat, …. as-shalat, as shalat…. Karena Rasulullah SAW telah menyaksikan, bahwa di akhir zaman, umat Islam semakin banyak jumlahnya, tapi cuma KTP saja. Tidak menjalankan perintah-perintah Allah, terutama shalat, padahal amal yang paling utama setelah iman kepada Allah, adalah shalat. Apabila shalat kita baik, maka amal-amal yang lain akan menjadi baik. Tapi bila shalatnya amburadul, apalagi bila tidak shalat sama sekali, maka amal-amal yang lain seperti puasa, zakat, haji dlsb, tidak akan ”diperhitungkan” sama sekali.

Shalat yang paling sempurna (shalat fardhu), untuk lelaki dewasa adalah WTC (bukan World Trade Center-tapi waktu, tempat, cara). Waktu shalat, di awal waktu, beberapa saat setelah azan dikumandangkan (bukan entar-entar dulu-shalat Zuhur saat menjelang waktu Ashar misalnya). Tempatnya di mesjid atau musholla atau dimana azan dikumandangkan (bukan di rumah atau di kantor). Caranya berjamaah, bukan shalat sendiri-sendiri. Rasulullah SAW tidak pernah sekalipun shalat fardhu di rumah!!! Kalau kita merasa umat Muhammad SAW, ikutilah cara beliau, maka kita akan selamat. Pada saat hampir wafaatnya pun, Rasulullah tetap shalat berjamaah di mesjid. Karena tak kuat lagi berdiri, beliau terpaksa ”diapit” oleh dua sahabat, dan yang disuruh menjadi imam shalat saat itu adalah Abu Bakar Sidieq.

Rasulullah juga sangat mengkhawtirkan kaum wanita, bukan karena beliau ”gila wanita” sebagaimana sering difitnah oleh orang-orang yang tidak menyukai Islam, tapi karena Rasulullah SWT sudah melihat isi Neraka kebanyakan wanita, saat beliau Isra’ Mi’raj.

Mengapa Kita Harus Berdakwah?

Kalau kita hanya mengandalkan amal ibadah saja, jangankan untuk ditukar dengan surganya Allah, ditukar dengan nikmat berupa sebelah biji mata saja, amal ibadah kita tidak cukup. Coba evaluasi lah amal ibadah kita masing-masing. Sejak kapam kita mulai shalat, jangan-jangan tidak sama-sekali, adakah shalat kita yang benar-benar khusuk? Jangan-jangan semua shalat kita ”busuk”, fisik kita shalat tapi pikiran melayang entah kemana. Bagaimana puasa kita?, jangan-jangan puasa Ramadhanpun tidak, apalagi puasa sunah. Zakat kita bagaimana?, jangan-jangan tidak pernah berzakat, hanyan bayar fitrah 2,5 liter beras setiap tahun padahal kita kaya dan banyak harta. Haji bagaimana? Apalagi pergi haji dengan uang haram, hasil korupsi. Apalagi bila ditambah dengan dosa-dosa kita yang pernah kita perbuat, maka timbangan amal kita tambah ”jomplang” lagi, lebih banyak dosa dari pada amalnya.

Bagaimana caranya agar kita dapat ”mengejar” timbangan amal kita, padahal umur kita sangat singkat? Camkan baik-baik firman Allah ini”Hai orang-orang yang beriman, maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari Azab yang pedih? ,(yaitu) kamu beriman kepada Allah, dan Rasul-Nya dan ber-jihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui .Niscaya Allah akan Mengampuni dosa-dosamu dan Memasukkan kamu ke dalam Surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan memasukkan kamu ke tempat tinggal yang baik di dalam Surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar” (QS As Shaff: 10-12):

Allah sendiri telah mendakwahkan siapa Dia, Allah berfirman ”Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku dan diri-kanlah shalat untuk mengingat-Ku” (QS Thahaa:14)

Untuk memperkenalkan kepada manusia siapa diri-Nya, maka Allah telah menurunkan para Nabi dan Rasul, mulai Nabi Adam As sampai Nabi Muhammad SAW. Nabi-nabi terdahulu sebelum Nabi Muhammad, hanya berdakwah untuk kaumnya pada kurun waktu tertentu. Tapi Nabi Muhammad SAW, adalah Nabi penutup untuk seluruh alam. Allah tidak akan menurunkan Nabi lagi.

Saat ini Rasulullah SAW telah tiada, padahal tugas kenabian beliau tidak berakhir saat beliau wafat, tapi sampai Hari Kiamat nanti. Para sahabat juga sudah tidak ada lagi. Maka, tugas kita semua umat Islam untuk meneruskan usaha kenabian (bukan menjadi Nabi), yaitu berdakwah, mengajak berbuat makruf dan mencegah yang mungkar. Merupakan farddhu a’in, bukan hanya tugas ustaz atau alim ulama saja. Tentunya sesuai dengan kemampuan kita masing-masing, karena ”Allah tidak akan membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kemapuannya”(QS Al Baqarah:286))

Dakwah (mengajak) dan tabligh (menyampaikan) ini adalah untuk diri kita sendiri untuk meningkatkan iman kita. Rasulullah pernah bersaba: ”Apabila kalian ingin ilmu, maka dekat-dekatlah padaku, tapi bila kalian ingin iman, maka pergilah jauh dariku”. Maka tidak heran bila dari 123 ribu sahabat, hanya 10 persen saja yang meninggal dan dikebumikan di Tanah Arab. Sebagian besar lainnya meninggal dan dikubur di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Mereka rela meninggalkan Rasulullah yang sangat mereka cintai demi untuk menyebarkan agama Allah, padahal tiga hari saja tak berjumpa Nabi, mereka sangat rindu.

Sebagai perumpaman, bagaimana agar kita disayangi atasan kita? Tentu kita menjalankan segala tugas dan perintah bos bukan?. Sehingga apapun yang kita minta termasuk kenaikan gaji, akan diberikan sang majikan. Bagaimana bila”Bos” itu adalah ”Raja dari semua raja”, Allah?. Itulah yang telah dilakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW, sehingga Allah Ridho kepada mereka dan mereka ridho kepada Allah. Adakah anugerah dan kebahagiaan yang melebihi daripada keridhoan Allah? Tidak ada!

Sekarang terserah kita mau menfaatkan kesempatan yang Allah berikan atau tidak. Mumpung kita masih ada umur dan kesempatan. Tidak ada paksaan dalam agama. Selanjutnya terserah anda.


(Dari milis sebelah)

Bangkit Menuju Ridlo Alloh SWT

Gelap malam menyelimuti

Suasana kebatinanku bergejolak

Merasakan datangnya bayangan

Bayangan diri yang melekat


Hari ini kuterdiam

Tak ada yang dapat kulakukan

Sepi dalam keheningan

Penuh dengan pancaran aura


Sunyi dalam ketenangan

Tak ada yang kudengar

Hampa tanpa rasa

Hilang tanpa jejak


Ohhhh rasa takut berbicara

Gugup dan bergetar jiwa ini

Tak sanggup tuk menghadap

Panggilan keabadiaan


Tuhan, ku hanya bisa menunduk

Tak sanggup ku menengadah

Menatap sinar Mu

Lewat tangan-tangan keghaiban


Saat itu akan tiba

Menghampiri jiwa-jiwa yang tenang

RengkuhanMu terasa nikmat

Tanpa sadar ku di hadapanMu


Damai qolbu yang tersentuh

Gelombang kasih menyelinap

Merasuki setiap jengkal tubuh ini

Membangkitkan kekuasaanMu


Nuansa tenteram kunikmati

Angin sejuk mengelus perasaan

Kau buktikan keberadaanMu

Saatnya batin suci memimpin


Hai jiwa-jiwa yang tertidur

Bangunlah dan bangkitkan gelora kebenaran

Tunjukkan Keberanian sikap

Karena SurgaNya telah terbuka

Kenakalan Remaja, Faktor Penyebab dan Tips Menghadapinya

Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang. Dan saya pun pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri ketika sebuah anak kelas satu SMA di kompelks saya, ditangkap/diciduk POLISI akibat menjadi seorang bandar gele, atau yang lebih kita kenal dengan ganja.
Hal ini semua bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja berikut:
- kurangnya kasih sayang orang tua.
- kurangnya pengawasan dari orang tua.
- pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
- peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.
- tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
- dasar-dasar agama yang kurang
- tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
- kebasan yang berlebihan
- masalah yang dipendam
Dan saya dapat memberikan beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja, yaitu:
- Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
- Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
- Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
- Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
- Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
- Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
- Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
- Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.

Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga dapat berguna bagi anda.

Wanita Idaman Surga

“Dunia adalah perhiasan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalehah”

“Jadilah Wanita Yang Paling Bahagia”
Wahai manusia yang paling bahagia karena agama dan etika..
Meskipun tanpa permata, kalung, dan emas yang menghiasinya..
Melainkan berkat tasbih yang selalu dibacanya..
Bagaikan berita gembira, bagaikan hujan, bagaikan fajar,bagaikan sinar, dan bagaikan awan..


Dalam sujud, dalam do’a, dalam sikap merasa dalam pengawasan Allah SWT..
Dalam pemikiran yang bersumber dari cahaya ruh Illahi..
Dan kitab-kitab yang juga dipesankan Al-Qur’an..
Oleh cahaya wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW di gua yang darinya Rasul..
Rabb-Mu dapat menguasai bangsa Romania dan bangsa Arab..
Engkau adalah manusia yang paling bahagia di dunia..
Berkat keyakinan yang ada dalam kalbumi yang suci lagi penuh ketaatan..

*Ciri-ciri Wanita Ahli Syurga
1. Ridla dengan suami yang telah dijodohkan oleh Allah SWT.
2. Menjadikan istri yang setia kepada suami dikala senang dan susah.
3. Selalu memohon maaf kepada suami.
4. Senantiasa mendahulukan suami dalam keadaan apapun.
5. Senantiasa menghibur hati suami terutama bila suami dalam kesusahan.
6. Bila dipandang suami senantiasa menyenangkan.
7. Melembutkan pandangan dan tertunduk bila dihadapan suami.
8. Tidak pernah menolak bila disentuh suami kapanpun ia perlu.
9. Tidak berkhianat terhadap harta, perkara, dan sebagainya tatkala suami tidak ada.
10. Senantiasa hormat kepada suami dan ibu/ bapak suami.
11. Selalu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan untuk suami.
12. Selalu bersih dan bersolek untuk membahagiakan suami bila dipandang.
13. Tidak pernah menunjukkan wajah yang muram dan berlaku kasar terhadap suami.
14. Menyambut pulang suami dengan senyuman dan mencium tangan suami.

Cinta dalam Naungan Cinta dan RidloNYA

Hati ini meminta cinta untuk tetap berada dalam ridloNya
Bukannya hati menolak keberadaan cinta
Namun, hati teramat sangat takut
Tak mampu mempertanggung jawabkan cinta
Hati hanya berharap pada Sang Maha Cinta

Semoga Dia rela menciptakan peta jalan cinta ini
Agar arahnya tidak tersesat oleh bisikan nafsu dunia
Yang kan menjadikan cinta tidak lagi suci
Maka, akhirnya hati memilih untuk menahan cinta
Agar tidak tumbuh berkembang dalam kenistaan dosa
Dan khawatir akan mengalahkan cinta pada Sang Maha Cinta

Sepanggal lirik-lirik doa terlantun lirih dalam keheningan
Berharap Sang Maha Cinta tetap menjaga hati dari tipuan cinta
Tetap memberikan ketidaknyamanan pada hati
Ketika cinta tak direstui
Hati hanya ingin bertahan pada cinta di atas Cinta
Hingga hati kan mencinta karena Cinta
Akhirnya hati berlabuh pada cinta yang diciptakan Cinta
Hati memohon agar hati kan jatuh cinta pada Cinta dalamkehalalan cinta yang nyata
Yang terbangun dalam sebuah kesucian pertemuan cinta
Dalam sebuah akad cinta yang direstui….amin

Membangun Keluarga Sakinah

Mempunyai keluarga yang sakinah menjadi idaman setiap orang. Kenyataan menunjukan banyak orang yang merindukan berumahtangga menjadi sesuatu yang teramat indah, bahagia, penuh dengan bahagia. Kenyataan pun membuktikan tidak sedikit keluarga yang hari demi harinya hanyalah perpindahan dari kecemasan, kegelisahan, dan penderitaan. Bahkan, tak jarang diakhiri dengan kenistaan, perceraian, dan juga derita.
Mengapa ini bisa terjadi? Ternyata merindukan keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah itu tidak asal jadi, yang hanya berbekal cinta dan harapan, tapi butuh kesungguhan.
Ada beberapa indikasi yang bisa mengantarkan keluarga menjadi keluarga yang bahagia.
Pertama, dengan menjadikan keluarga yang ahli sujud, keluarga yang ahli taat, keluarga yang menghiasi dirinya dengan dzikrullah, dan keluarga yang selalu rindu untuk mengutuhkan kemuliaan hidup di dunia. Terutama mengutuhkan kemuliaan di hadapan Allah SWT kelak di surga.
Kedua, menjadikan rumah sebagai pusat ilmu. Pupuk iman adalah ilmu. Memiliki harta tetapi kurang ilmu akan menjadikan kita diperbudaknya. Harta dinafkahkan akan habis, ilmu dinafkahkan akan melimpah. Pastikan agar keluarga kita sungguh-sungguh untuk mencari ilmu. Baik ilmu tentang hidup di dunia maupun ilmu akhirat.
Ketiga, jadikan rumah sebagai pusat nasihat. Kita harus tahu persis bahwa semakin hari semakin banyak yang harus kita lakukan. Untuk itu, kita butuh orang lain agar bisa melengkapi kekurangan guna memperbaiki kesalahan kita. Keluarga yang bahagia itu keluarga yang dengan sadar menjadikan kekayaannya saling menasihati, saling memperbaiki, serta saling mengkoreksi dalam kebenaran dan kesabaran.
Apabila sebuah keluarga mulai saling menasihati, maka keluarga bagaikan cermin yang menjadikan keluarganya berpenampilan lebih baik, dan lebih baik. Karena tidak pernah ada koreksi yang paling aman selain koreksi dari keluarga kita.
Keempat, jadikan rumah sebagai pusat kemuliaan. Pastikan keluarga kita menjadi keluarga yang menjadi cahaya kebahagiaan. Selalu menjadikan keluarga sebagai contoh bagi keluarga yang lain.
Saudaraku, berambisilah untuk menjadikan keluarga kita penuh dengan limpahan karunia Allah. Ikhlaskan semua yang kita lakukan, niscaya keridhaan Allah bersama kita. Aamiin. Wallahu a’alam.

Air Mata Alistya

Hujan rintik-rintik mengiringi kepergian Tya ke pasar, rencanya Tya akan menjual kalung yang baru ia beli 2 bulan yang lalu. Pagi tadi ia telah berjanji kepada abinya untuk membelikan sebuah Al Qur’an lengkap dengan tajwid, makna dan arti per kata. Tya menyadari Al Qur’an yang yang dimaksud sangat mahal, menurut dia. Maklum dia bekerja hanya sebagai penjaga warnet, yang penghasilanya alhamdulillah pas-pasan untuk memenuhi kehidupan dia.
Entahlah kenapa abinya sangat menginginkan Al Qur’an tersebut, meskipun Tya dan kakaknya berencana membelikannya bulan depan, tapi abi ngotot ingin segera memilikinya.
“Dek tya, kak Ima belum punya uang buat beliin Al Qur’annya abi. Bagaimana kalau pake uang adek dulu, baru kalo kakak gajian nti kakak ganti separonya . . .”
Tya mencoba mengerti dengan keadaan finanasial kakaknya,
“Tapi kak, ambil uang di tabungan kakak dulu gimana? Gajianku masih lama, ini aja masih tanggal 20” Gerutu Tya.
Kak Imah mencoba sabar, “Sekarang hari sabtu dek, mana ada bank yg bukanya hari itu?, gini aja kakak janji deh, senin kakak ambil uang di bank” Jelas kak Imah sembari terseyum manis.
“Tapi janji lho kak??!!! Soalnya Tya mau ngejual kalung Tya dulu, apalagi abi terus-terusan nanyain. Tya kan jadi malu ma abi, kebanyakan janji mulu....”
“Subhanalloh . . . syukron ya adek dah ngerti?”.
“Biasa aja lah kak, afwan ya kak? Tya agak maksa”
Hati Tya agak sedikit menggerutu, tapi tidak apa-apalah, yang penting hari senin uangnya sudah diganti sama kakaknya.
Suasana pasar yang becek, tak ia hiraukan. Ia tetap saja berjalan dengan payung birunya menuju toko mas dimana ia membeli kalung itu.
Dia langsung bertransaksi dengan si empunya toko. Tawar menawar mewarnai transaksi itu. Akhirnya kesepakatan pun terjadi, kalung yg dibeli Tya dahulu Rp 350.000 terjual seharga Rp 300.000.
“Alhamdulillah, trima kasih ya Alloh harga turunnya gak banyak. Smg cukup buat beli Al Qur’an” Batin Tya.
Tya langsung bergegas ke toko buku, disana dia melihat-lihat Al Qur’an yang terpajang di rak-rak dengan rapi. Tya yang sedari tadi bingung akhirnya meminta bantuan karyawan toko tersebut.
“Mbak maaf, apa ada Al Qur’an yg lengkap ada tajwid, arti perkata dan tafsirnya?”
Si mbak bergegas mengambilkan al qur’an yang diinginkan Tya, “Ini mbak harganya 250ribu, ini model terbaru lho....” jelas si mbak.
“Oke mbak, saya ambil yang ini. Tolong dibungkus sekalian ya?” pinta Tya.
Si mbak langsung ke kasir, dengan cekatan dia membungkus dg kertas warna hijau bermotif tua itu dg rapi.
Setelah selesai Tya langsung membayarnya dan segera pulang.
Sesampainya dirumah Tya langsung mencari abinya, ternyata abi ada di kamarnya memandangi foto umi.
Dorrr . . .
“Hayoooo . . . abi kangen ya sama umi?hehehehe . . .”
Abi hanya tersenyum, tersipu malu.
“Dari mana nak kok basah-basahan gini?” tanya abi bingung.
Tya langsung memberikan kado ke abinya, dengan tangan gemetar abi langsung membuka bungkusan warna hijau itu.
“Subhanalloh . . . “ Teriak abi bahagia.
“Bi, ini al qur’an khusus buat abi. Dijaga baik2 ya bi? Smg dengan qur’an ini abi bisa mendapat berkah Alloh lebih banyak lagi..”
Abi menangis, memeluk Tya dan berkata, “Tya anak sholeha, abi pasti akan jaga barang berharga ini. Trima kasih nak, smg Alloh membalas kebaikanmu, . . “
Tak terasa air mata Tya ikut menetes, abi langsung segera membaca Al Qur’an itu tak lupa kacamata selalu menyertainya.

Keesokan harinya ketika Tya membangunkan abinya, Tya merasa aneh. Dari kemarin posisi abi tidak berubah, duduk bersila dengan al Qur’an di atas dadanya. Tya membangunkan abinya, menggoyang-goyangkan badannya, tapi abi hanya diam. Tya langsung mengecek nadi, ternyata tidak ada. Langsung saja Tya berteriak meminta tolong, dia berteriak sekencang-kenangnya sampai tetangga2 berlari kerumahnya.
Tya menangis, kak Imahpun ikut menangis ketika salah seorang tetangganya mengatakan jika abinya telah berpulang ke rahmatulloh. Suasana rumah itu sontak berubah hujan air mata, abi Tya yang terkenal kemana2 selalu membawa&membaca Qur’an saku meninggal dengan memeluk Qur’an yang dibelikan Tya kemarin.
Tya langsung memeluk jasad abi, membisikkan “ Abi, Tya dan kak Ima ikhlas melepas abi. Semoga abi syahid, smg abi disana berkumpul dengan hamba2 Alloh yang mulia, smg kita nanti dipertemukan dalam janahNya...”
Sebuah kecupan pelepasan yg haru mendarat di kening abi dengan sejuta rasa gemuruh didada melepas dengan senyuman haru, kini Tya menyadari kenapa abi sangat ngotot menginginkan Al Qur’an tsb.

Karena Taman Itu Disirami

Indahnya pergaulan pasutri dalam membina rumah tangganya sarat dengan keharmonisan. Keharmonisan merupakan sebutan yang sering dan selalu didamba keberadaannya oleh setiap pasutri. Hal ini wajar, mengingat begitu pentingnya peranannya dalam kehidupan setiap pasutri. Bisa jadi dan sangat mungkin sebab keharmonisan itu merupakan pokok keberhasilan dalam usaha mereka berdua mendayung sampan mengarungi samudera kehidupan rumah tangganya.

Termasuk unsur pokok keharmonisan setiap pasutri adalah akhlaq yang terpuji dari tiap-tiap individu. Dan termasuk pokok akhlaq terpuji adalah berbuat adil dan tidak menzholimi. Seorang suami harus mempergauli isterinya dengan penuh keadilan dan tidak ada kezholiman. Begitu pula seorang isteri harus mengimbangi keadilan suami dengan keadilan serupa. Bersihnya suami dari kezholiman ialah dengan menahan dari melakukan kezholiman kepada isterinya. Bukankah itu adalah keharmonisan?

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kedudukan yang berbeda antara suami dan istri dalam rumah tangganya, hal ini menuntut keadilan dan dibuangnya jauh-jauh kezholinman dari setiap pasutri terhadap pasangannya. Sebab dibalik perbedaan itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menganugerahkan keharmonisan bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Simaklah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut:

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (kaum wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka…. (QS. an-Nisa’ [4]: 34)

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan para suami sebagai orang yang memiliki kuasa dalam membina para isterinya, mendidik mereka, serta memerintah mereka untuk melaksanakan seluruh kewajiban yang harus mereka tunaikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kepada suaminya, serta memberikan pelajaran kepada mereka bila mereka tidak menunaikannya. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menghendaki sebaliknya.

Mengapa ditetapkan demikian? Padahal yang demikian ini benar-benar sebuah perbedaan? Memang benar, itu adalah perbedaan, sedangkan keharmonisan tidak selamanya harus sepadan, harus sama, dan harus selaras. Dalam perbedaan pun Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki keharmonisan, bahkan merupakan keharmonisan yang sesungguhnya.

Mengapa hanya suami? Sebab Subhanahu wa Ta’ala telah melebihkan para suami atas para isteri dengan mahar-mahar yang mereka bayarkan, dengan harta yang mereka nafkahkan untuk isteri mereka, dan dengan kecukupan yang mereka berikan kepada para isteri mereka. Benar-benar sebuah keharmonisan! Para isteri itu di sisi suami laksana bunga-bunga di taman yang selalu disirami.

Bukankah tidak harmonis bila yang selalu disirami tidak ’mengerti’ tuannya? Seperti juga bukan keharmonisan bila si tuan tidak menyirami tamannya? Karena taman itu disirami, maka selayaknya mawar-mawar itu memahami perbedaan ini. Hanya karena taman itu disirami maka bunga-bunga keharmonisan pun harum semerbak mewangi.

"Menjadi taman yg indah dan syahdu, tempat berkumpulnya segala sesuatu kebahagiaan yang tak lepas2nya, menyirami taman dengan segenap cinta dari illahi robbi, yang menjadi keridloan di atas segalanya"


www.muslimah.or.id

Kriteria Memilih Suami yang Baik dalam Islam

Setiap wanita muslimah hendaknya memilih calon suami yang memenuhi syariat islam. Diantara ciri-cirinya adalah :

* Memilih calon suami yang mempunyai agama dan akhlak, agar ia dapat melaksanakan kewajiban secara sempurna dalam membimbing keluarga, menunaikan hak istri, pendidikan anak, tanggung jawab yang benar dalam menjaga kehormatan dan menjamin material rumah tangga.
* Memilih calon suami yang bukan dari golongan orang fasik tukang pembuat dosa yang dapat memutuskan tali kekeluargaan
* Berniat sungguh-sungguh akan menikah bila menemukan wanita yang cocok setelah melihatnya sewaktu meminang
* Mempercepat akad nikah da tidak menggantungkannya untuk jangka waktu yang lama sehingga ada kemungkinan menyurutkan keinginan menikah dan membatalkan pinangan
* Tidak berkhalwat ( pergi berduaan ) dengan wanita yang dipinang
* Hanya berkunjung dan masuk ke rumah wanita yang akan dipinang bila di sertai mahramnya
* Tidak melakukan pembicaraan batil dan sia-sia saat berkunjung
* Tidak menyeringkan datang ke rumah wanita yang dipinang
* Tidak mencuri pandangan yang dapat membuka pintu-pintu syahwat
* Tidak mengambil pinangan orang lain
* Sehat jasmani dan rohani
* Tidak berlebih-lebihan dalam berpakaian dan berbicara
* Tawadhu (rendah diri)
* Bergaul dengan orang-orang shalih
* Menghormati orang tua wanita yang dipinang
* Rajin bekerja dan berusaha
* Optimis
* Mengucapkan salam ketika berkunjung dan pulang
* Tidak mengobral janji dan berandai-andai

Amarah Seorang Ibu

(Khusus untuk para Ibu dan perempuan pada umumnya )



Sore itu aku baru pulang dari bekerja. Badan dan pikiran yang lelah karena persoalan menumpuk di tempat kerja, membuat kondisi emosiku agak labil. Sampai di rumah aku berharap tak mendapati hal yang membuat emosiku makin naik. Memiliki tiga anak yang sangat aktif sering kali membuat emosiku naik turun.

Keinginanku untuk mendapat ketenangan sejenak di rumah tak terkabul. Sore itu sesampai di rumah, ketiga anakku belum mandi dan rumah berantakan. Meski memiliki khadimat, tapi khadimatku masih terlalu muda, sehingga banyak pekerjaan yang tak tertangani dengan baik olehnya.

Sulungku yang berusia 6 tahun asyik dengan game. Putri keduaku dan si bungsu asyik bermain, berlari ke sana kemari. Emosiku mulai kembali naik.

”Ummi, Haris dari tadi disuruh mandi nggak mau...” lapor khadimatku.

Haris masih asyik bermain game.

“Haris, mandi…” kataku berusaha lembut.

”Nggak mau ah!”

”Haris, mandi sama Mbak sekarang...” suaraku mulai keras.

Haris tak bergeming.

Rasa lelah, pikiran yang masih penuh, ditambah khadimat yang tak becus dan si Sulung yang tak mau menuruti perintahku, makin menambah emosi di dada.

”Haris, mandi sekarang juga!” kali ini aku benar-benar tak bisa mengontrol ucapanku. Kurasa suaraku begitu keras.

Haris tampak kaget. Tapi hanya sejenak. Kemudian dari mulut mungilnya kudengar kata... ”Entar, Bego...”

Hooh, rasanya emosiku sudah tak di dada lagi, tapi sudah naik hingga ubun-ubun. Dari mana dia mendapat perkataan itu? Bagaimana mungkin Haris-ku bisa berkata seperti itu pada ibunya...?

Kupegang kedua bahunya, masih dengan amarah di dada. ”Bicara apa kamu? Dari mana dapat omongan itu? Dengar ya, UMMI NGGAK IKHLAS kamu bicara seperti itu. Ummi nggak ikhlas! Sekarang juga kamu minta maaf!”

Rasanya lisanku sudah tak terkontrol. Kulihat Haris tampak diam dan takut.

”Ayo, minta maaf sama Ummi!”

”Ma-af, Mi...” dengan terbata Haris berucap.

”Ya sudah, Ummi maafkan. Sekarang kamu mandi sama Mbak!” kataku. Ucapan ”Ummi maafkan” sepertinya hanya sekadar saja keluar dari mulutku. Amarah dan kecewa anakku mengucapkan kalimat ”Entar, Bego...” masih menggumpal di dadaku.

***

Keesokan harinya, amarahku sudah terkikis. Sore hari aku mengecek pelajaran Haris. aku ingat esok hari Haris ada tugas mengulang mengulang hafalan.

”Ah, surat-surat yang mesti diulang hampir semua sudah Haris hafal. Insya Allah, Haris bisa,” kataku yakin.

Setelah itu aku membantu Haris untuk mengulang hafalan.

”Ayo, baca bismillah dulu, Ris...”

”Bis...” suara Haris terputus.

”Lho kok, bis... bis-millah...”

”Bis...” lagi-lagi suara Haris terputus.

”Haris... jangan bercanda. Ayat Al Quran jangan dipermainkan. Ayo ulang lagi, bismillah...”

”Bis...”

”Haris!” emosiku mulai naik.

”Tapi, Mi... Haris nggak bisa...”

”Masak bismillah saja tidak bisa, bis-mi-Allah...”

Haris mencoba mengulang, tapi lagi-lagi terhenti di kata ”bis”. Aku benar-benar tak habis pikir.

”Haris! Ummi serius ini. Kamu jangan bercanda, mempermainkan ayat Al Quran! Coba, A-L-L-A-H...”

”A.... A... Ummi haris nggak bisa...”

”A-L-L-A-H.... ulang lagi... A-L-L-A-H… BISMILLAH…”

“A…. A…”

Aku mulai panik. Kuamati wajah Haris. Dia tak terlihat bercanda atau mempermainkanku.

“Istighfar dulu, Ris, As-tag-fi-ru-llah…”

”Astagfiru...” lagi-lagi suara Haris terputus.

Aku semakin panik. Ada apa dengan anakku? Padahal dia sudah hafal setengah juz 30. bagaimana mungkin menyebut ”bismillah”, ”astagfirullah,” bahkan ”Allah” saja tak bisa...?

Aku berusaha menenangkan diri. ”Yuk, bareng Ummi... kita istighfar...”

”Astagfirullah...”

Namun lagi-lagi, Haris tak dapat menyelesaikan kalimat tersebut.

Aku benar-benar tak habis pikir. Beberapa kali kuminta Haris mengulang kata Allah, Allah, Allah... tak juga bisa.

Tiba-tiba runtunan kejadian kemarin berkelebat di otakku. ”Astagfirullah....” kuucap berulang kali.... Kalimat ”ummi tidak ikhlas” terngiang-ngiang. Inikah yang menyebabkan Haris tak dapat menyebut kata Allah? Tapi bagaimana mungkin? Haris masih kecil, baru 6 tahun...

Namun, tak ada yang tak mungkin bagiAllah untuk menunjukkan kuasa-Nya. Langsung kupeluk Haris, air mata berbulir jatuh.

”Maafkan Ummi, ya, Ris... maafkan, Ummi. Ummi juga memaafkan semua kekhilafan Haris. Ummi maafkan kesalahan Haris...” Kupeluk Haris makin erat. Haris tampak tak mengerti. Air mataku menderas. ”Maafkan Ummi... dan Ummi maafkan Haris...”

Setelah beberapa saat menenangkan diri, aku minta Haris untuk sama-sama membaca istighfar kembali. Dan... subhanallah... tanpa kesulitan Haris mengucap dengan lancar. Dan kemudian kalimat bismillah, dan kemudian surat-surat Al Quran yang hendak ia ulang, semua lancar dibaca.

Subhanallah, Allahu Akbar... betapa kecil kurasa diriku saat itu. Teringat aku kisah Al Qomah pada masa Rasulullah, yang mulutnya terkunci tak dapat mengucap ”Laailahailallah” saat sakaratul maut, karena sang Ibu tak ikhlas padanya.

Aku bersimpuh.... Ampuni aku, ya Allah....

Berserah Diri

Bersihkanlah dirimu sebelum kamu dimandikan
Berwudhu’lah kamu sebelum kamu diwudhu’kan
Dan solatlah kamu sebelum kamu disolatkan

Tutuplah ‘auratmu sebelum ‘auratmu ditutupkan
Dengan kain kafan yang serba putih
Pada waktu itu tidak guna lagi bersedih
Walaupun orang yang hadir itu merintih

Selepas itu kamu akan diletakkan di atas lantai
Lalu dilaksanakanlah solat Jenazah
Dengan empat kali takbir dan satu salam
Beserta Fatihah, Selawat dan doa
Sebagai memenuhi tuntutan Fardhu Kifayah
Tapi apakah empat kali takbir itu dapat menebus
Segala dosa meninggalkan solat sepanjang hidup?

Apakah solat Jenazah yang tanpa rukuk dan sujud
Dapat membayar hutang, rukuk dan sujudmu yang telah luput?
Sungguh tertipulah dirimu jika beranggapan demikian
Justru kumenyeru sekelian Muslimin dan Muslimat
Sebelum kamu diusung ke liang lahad
Menjadi makanan cacing dan makanan ulat
Iringilah dirimu ke masjid
Sebelum kamu diiringi ke Pusara

Tangisilah dosa-dosamu di dunia
Kerana tangisanmu tidak berguna di alam baqa
Sucikanlah dirimu sebelum kamu disucikan
Sedarlah kamu sebelum kamu disedarkan
Dengan panggilan ‘Izrail yang menakutkan
Berimanlah kamu sebelum kamu ditalkinkan
Kerana ianya berguna untuk yang tinggal
Bukan yang pergi

Beristighfarlah kamu sebelum kamu diistighfarkan
Namun ketika itu istighfar tidak menyelamatkan
Ingatlah di mana saja kamu berada
Kamu tetap memijak bumi Tuhan
Dan dibumbungi dengan langit Tuhan
Serta menikmati rezeki Tuhan

Justru bila DIA menyeru, sambutlah seruan-NYA
Sebelum DIA memanggilmu buat terakhir kalinya
Ingatlah kamu dahulu hanya setetes air yang tidak berarti
Lalu menjadi segumpal darah
gumpalan darah itu berubah menjadi gumpalan daging
Lalu daging itu membaluti tulang
Lalu jadilah kamu insan yang mempunyai arti
Ingatlah asal usulmu yang tidak bernilai itu
Yang kalau jatuh ke tanah
Ayam tak patok itik tak sudu
Tapi ALLAH mengangkatmu ke suatu derajat
Yang lebih tinggi dari malaikat

Lahirmu bukan untuk dunia
Tapi gunakanlah ia buat melayar bahtera akhirat

Sambutlah seruan ‘Hayya ‘alas Solaah’
Dengan penuh rela dan bersedia
Sambutlah seruan ‘Hayya ‘alal Falaah’
Jalan kemenangan akhirat dan dunia

Ingatlah yang kekal ialah amal
Menjadi bekal sepanjang jalan
Menjadi teman di perjalanan
Guna kembali ke pangkuan ilahirabbi
Pada hari itu tiada berguna Harta, takhta dan jabatan
Isteri, kad kredit dan kereta
Kondominium, saham dan niaga
Kalau dahi tak pernah menyentu sejadah di dunia…

(sebuah renungan dikala tubuh ini masih dipercayai Alloh untuk memanfaatkannya)

Indahnya Ukhuwah Islamiyah

Sudah sepekan lebih ini berita serangan militer israel ke palestina menjadi berita terhangat didunia
unjuk rasa dan kecamanpun terjadi dimana mana,sebagai rasa solidaritas sesama muslim
subhanallah indahnian ukhua islamiyah aku terharu melihatnya

karna Muslim satu dengan yg lain bagaikan satu raga apabila satu anggota sakit maka anggota tubuh yang lain nya akan merasakan sakit pula.
wajar apabila serangan israel ke palestina mendapatkan kecaman dan dilaknat dari seluruh umat islam sedunia, karna israel telah melukai hati umat islam sedunia pula
tak heran jika bantuan berupa materi dukungan,doa,relawan,obat obatan dLL mengalir dengan cepat bak air terjun yang mengalir deras.

yang membuat miris adalah anak anak yang menjadi korban kebiadapan israel
sakit hati ini dibuatnya perih sangat perih yang kurasa
spontan hati dan mulutpun ikut melaknak kekejaman israel
air matapun tak terasa mengalir membasahi pipi ini.

mayat2 bergelimpangan dimana mana,korban banyak berjatuhan
derai air mata dan kehancuran terjadi dimana mana karna kebiadapan israel
Yaallah lindungi saudara kami di palestina
berikan mereka kekuatan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini
yaallah sekalah air mata mereka dengan belaian kasih sayangmu
hiburlah mereka dengan indahnya ukhua islamiyyah
karna mereka tidak sendirian di dunia ini
dan balaslah kekejaman mereka dengan azabmu pada yahudi israel dkk laknatullah

Bidadari Syurga Dunia

Bidadari Syurga dunia...
Ada senyum yang terukir indah dimuka..
Ada bias rona merah di wajah..
Memantulkan warna hati si jiwa Syurga

Bidadari Syurga dunia..
Wajah yang senantiasa putih dan menawan
Berhiaskan air wudlu yang terpancar..
Menambah pesona hiasan mata..

Bidadari Syurga dunia..
Yang senyumnya selalu merekah..
Yang parasnya mempesona..
Yang hatinya selembut sutra..

Bidadari Syurga dunia..
Jadi dambaan setiap wanita..
Impian diri wanita sholehah
Qonitat dan berhati bunga..

Bidadari Syurga di hati luka..
Yang pucatkan muka si durjana
Yang tepiskan angan dunia..
Yang hatinya bagaikan kaca..
Bidadari Syurga di hati dunia..
Yang siangnya bagaikan singa di rimba
Yang malamnya bagai sufi perindu
Syurga Zuhud selendang pengikatnya..

Bidadari Syurga dunia..
Dimana pun berada kau tetap setia
Pada Allah, Rasul dan juga Dien-Nya..

Kemana lagi kan kucari Bidadari Syurga Dunia..
Di arusnya dunia merana..
Sentuhanmu bangkitkan rasa..
Hingga syahid ku jumpa di pintu Syurga..


(Copaste dr milis sebelah)

-----------------

Ya Rabbi,jadikanlah aku,ibuku dan saudara2ku yang wanita juga wanita2 muslimah di sekelilingku menjadi bidadari bumi agar kelak di surga tidak canggung lagi. Dunia ini adalah perhiasan,sebaik2 perhiasan adalah wanita sholeha(HR Muslim)

Doa Untuk Kekasih

(untuk seseorang yang telah mengisi ruang hati yg dulu hampa...)


Allah yang Maha Pemurah...

Terima kasih Engkau telah menciptakan dia
dan mempertemukan saya dengannya.

Terima kasih untuk saat - saat indah
yang dapat kami nikmati bersama.

Terima kasih untuk setiap pertemuan
yang dapat kami lalui bersama.

Saya datang bersujud dihadapanMU...

Sucikan hati saya ya Allah, sehingga dapat melaksanakan kehendak dan rencanaMU dalam hidup saya.

Ya Allah, jika saya bukan pemilik tulang rusuknya, janganlah biarkan saya merindukan kehadirannya...
janganlah biarkan saya, melabuhkan hati saya dihatinya..
kikislah pesonanya dari pelupuk mata saya dan jauhkan dia dari relung hati saya...

Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam didada ini dengan kasih dari dan padaMU yang tulus, murni...
dan tolonglah saya agar dapat mengasihinya sebagai sahabat.

Tetapi jika Engkau ciptakan dia untuk saya...
ya Allah tolong satukan hati kami...
bantulah saya untuk mencintai, mengerti dan menerima dia seutuhnya...
berikan saya kesabaran, ketekunan dan kesungguhan untuk memenangkan hatinya...

Ridhoi dia, agar dia juga mencintai, mengerti dan mau menerima saya dengan segala kelebihan dan kekurangan saya
sebagaimana telah Engkau ciptakan...

Yakinkanlah dia bahwa saya sungguh - sungguh mencintai dan rela membagi suka dan duka saya dengan dia...

Ya Allah Maha Pengasih, dengarkanlah doa saya ini...
lepaskanlah saya dari keraguan ini menurut kasih dan kehendakMU...

Allah yang Maha kekal, saya mengerti bahwa Engkau senantiasa memberikan yang terbaik untuk saya...
luka dan keraguan yang saya alami, pasti ada hikmahnya.

Pergumulan ini mengajarkan saya untuk hidup makin dekat kepadaMU untuk lebih peka terhadap suaraMU yang membimbing saya menuju terangMU...

Ajarkan saya untuk tetap setia dan sabar menanti tibanya waktu yang telah Engkau tentukan....

Jadikanlah kehendakMU dan bukan kehendak saya yang menjadi dalam setiap bagian hidup saya...

Ya Allah, semoga Engkau mendengarkan dan mengabulkan permohonanku.

Amien.


**** (Teruntuk lelaki sholeh yg aku lepas di depan mata, ku melepasmu demi cinta sejatiku, yaitu Robbku.
Akhi , maafkanlah aku, bila memang keputusan ini bisa melukai perasaanmu. Karena aku sudah berani menduakan cintaku padamu. Ada dia diantara kita. Ada cinta yang lain diantara cinta kita berdua. Akhi , Relakanlah aku untuk mencintaiNYA melebihi cintaku padamu!
"Aku mencintaimu karena Allah, dan karena-Nyalah engkau mencintaku..."
Namun, kita belum terhalalkan tuk itu....)

Detik-detik Menjelang Wafatnya Rosululloh SAW

Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit telah mulai menguning,burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap.

Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu.Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.

Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata jibril.

Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu. Kini, mampukah kita mencinta sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

* * *
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Kirimkan kepada sahabat-2 muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencinta kita. Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka.

Kisah Fatimah Az Zahro dan Sayyidina Ali

Cinta adalah hal fitrah yang tentu saja dimiliki oleh setiap orang,
namun bagaimanakah membingkai perasaan tersebut
agar bukan Cinta yang mengendalikan Diri kita
Tetapi Diri kita yang mengendalikan Cinta

Mungkin cukup sulit menemukan teladan dalam hal tersebut
disekitar kita saat ini
Walaupun bukan tidak ada..
barangkali, kita saja yang tidak mengetahui saking rapatnya dikendalikan

Tapi,
kebanyakan justru yang tampak ke permukaan adalah yang justru seharusnya tidak kita contoh
Kekurangan teladan?
Mungkin..

Dan inilah fragmen dari Khalifah ke-4, Suami dari Putri kesayangan Rasulullahtentang membingkai perasaan dan
Bertanggung jawab akan perasaan tersebut
“Bukan janj-janji”



Kisah ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah
chapter aslinya berjudul “Mencintai sejantan ‘Ali”

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.
Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya.
Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.

Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta.
Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta.
Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.
Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercayatak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!
Maka gadis cilik itu bangkit.
Gagah ia berjalan menuju Ka’bah.
Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam.
Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali.
Mengagumkan!
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta.

Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan.
Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah.
Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr.
Kedudukan di sisi Nabi?
Abu Bakr lebih utama,
mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali,
namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi.
Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah
sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya...
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah.
Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab..
Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.
Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..
Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali?Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.

”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.
”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.
Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak.
Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.
Ah, ujian itu rupanya belum berakhir.
Setelah Abu Bakr mundur,
datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa,seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka,
seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut.
’Umar ibn Al Khaththab.
Ya, Al Faruq,
sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.
’Umar memang masuk Islam belakangan,
sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr.
Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya?
Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman?
Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin?
Dan lebih dari itu,
’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,
”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya.
’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam.
Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam.
Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir.
Menanti dan bersembunyi.
’Umar telah berangkat sebelumnya.
Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah.
”Wahai Quraisy”, katanya.
”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah.
Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”
’Umar adalah lelaki pemberani.
’Ali, sekali lagi sadar.
Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah.
Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak.
’Umar jauh lebih layak.
Dan ’Ali ridha..

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan..
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.Yang ini pengorbanan.

Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak.
Lamaran ’Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi?
Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah?
Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah?
Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka.
Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka?
Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu?
Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan.
”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”
”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

’Ali pun menghadap Sang Nabi.Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah.
Ya, menikahi.
Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya.
Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya.
Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap?
Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap?
Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan.
Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya.
Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya.
Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.

Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!”
Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung.
Apa maksudnya?
Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan.
Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab.
Mungkin tidak sekarang.
Tapi ia siap ditolak.
Itu resiko.
Dan kejelasan jauh lebih riDan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab.
Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan.
Ah, itu menyakitkan.

”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua!
Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”

Dan ’Ali pun menikahi Fathimah.
Dengan menggadaikan baju besinya.
Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya.
Itu hutang.

Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah..
Dengan keberanian untuk menikah.
Sekarang.
Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
’Ali adalah gentleman sejati.
Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel,
“Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”

Inilah jalan cinta para pejuang.
Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Seperti ’Ali.
Ia mempersilakanAtau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi,

dalam suatu riwayat dikisahkan

bahwa suatu hari (setelah mereka menikah)

Fathimah berkata kepada ‘Ali,

“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”

‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu”

Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”

Kisah ini disampaikan disini,bukan untuk membuat kita menjadi mendayu-dayu atau romantis-romantis-an

Kisah ini disampaikan

agar kita bisa belajar lebih jauh dari ‘Ali dan Fathimah

bahwa ternyata keduanya telah memiliki perasaan yang sama semenjak mereka belum menikah tetapi

dengan rapat keduanya menjaga perasaan itu

Perasaan yang insyaAllah akan indah ketika waktunya tiba..

Cek Produk Napkin Anda

Cek hiegienis produk napkin yang Anda pakai!! Karena menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan penderita kanker mulut rahim NO.1 di dunia, dan 62% salah satunya diakibatkan oleh penggunaan produk pembalut yang tidak berkualitas!!!! Di RSCM: 400 pasien kanker leher rahim baru setiap tahun. Di RSCM kematian akibat kanker serviks sekitar 66%. Mayoritas penderita datang dalam kondisi stadium lanjut. Tingkat kesadaran deteksi dini masih rendah.

Cara pengecekan:

1. Sobek produk pembalut anda, ambil bagian inti didalamnya.

2. Ambil segelas air putih. Usahakan gunakan gelas transparan sehingga lebih jelas.

3. Ambil sebagian dari lembaran inti pembalut anda dan celupkan ke dalam air tersebut. Aduk dengan sumpit.

4. Lihat perubahan warna air (karena kalo hieginis dan bersih,seharusnya air akan tetap jernih).

5. Lihat apakah produk tersebut tetap utuh atau hancur seperti pulp. Jika hancur dan airnya keruh, berarti Anda menggunakan produk yang kurang berkualitas, dan banyak mengandung pemutih (byclean).

6. Dan dari produk yang kurang berkualitas tersebutlah yang sering menyebabkan di bagian intim wanita selalu mengalami banyak masalah:

- Keputihan

- Gatal-gatal

- Iritasi
- dan lain-lain.


Buat Yg cowok, plsss:
- Tell u'r mom
- Tell u'r sis
- Tell u'r wife
- Tell u'r grand ma
- Tell u'r lain lain dah

Bidadari Cemburu

Seorang manusia bergelar nabi, manusia lelaki pertama dicipta Allah, pernah menghuninya. Dia dimuliakan oleh semua makhluk termasuk malaikat, atas perintah Allah. Dia bebas menelurusi setiap ceruk menikmati keindahan yang tidak terperi. Namun ditengah keindahan syurga, jauh di sudut hatinya masih ada suatu kekosongan. Mengapa? Kerana tiada wanita menemaninya dalam menikmati keindahan syurga! Maka diciptakannya wanita sebagai pelengkap kepada nikmat syurgawi.

Syurga masih terasa kurang lengkap tanpa wanita. Bidadari yang cantik jelita juga adalah wanita. Kalau begitu, boleh meriahkah dunia ini tanpa wanita? Setiap akal dan hati tahu jawapannya. Ya……tanpa wanita, sunyi sepilah dunia.

Perhiasan adalah suatu yang menambah seri suasana, menyejukkan hati dan mata. Seperti mana sejuknya hati dan mata apabila melihat bunga, demikianlah hati apabila melihat perhiasan. Tapi, kenapa tidak semua wanita menyejukkan hati sedangkan ia diciptakan sebagai pelengkap kepada perhiasan dunia dan akhirat? Malah, ada wanita yang menjadi punca kemelut dan kacau bilau. Garis pemisahnya ialah sekeping hati yang ia miliki.

Apabila hati diserahkan kepada Allah, kekallah wanita dengan asal penciptaannya iaitu penyejuk mata dan hati.Apabila wanita terus mengikatkan hati kepada zat yang menjadikannya, kekallah ia sebagai perhiasan yang dijaga rapi. Redup wajahnya mengundang pembelaan dari hati yang menjadi hamba Tuhan dan kerendahan hati yang tunduk kepada syariat meletakkan ia sentiasa dalam keredhaan dan perlindungan dari Zat Yang Maha Agung. Inilah wanita sejati bergelar wanita solehah seperti yang digambarkan oleh Rasullullah:

" Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita solehah."

Di dunia lagi bidadari mencemburui kesolehannya dan di akhirat bidadari sudi menjadi khadamnya.

Sebaliknya, jika hati dibawa jauh dari Allah, hilanglah kejernihan wajah dan jadilah dia duri yang menjadi punca kemelut serta kacau bilau. Apabila wanita lari dari ikatan Tuhan, maka terbukalah segala pintu yang akan menjerumuskannya ke lembah fitnah kehinaan. Hilanglah redup wajah yang menjadi dambaan dan yang terserlah ialah kecantikan palsu yang menanti untuk dieksploitasi oleh manusia buas yang menjadi hamba nafsu.

Ibarat bunga sejati dan bunga plastik. Jika bunga plastik disembur pewangi, harumnya lebih kuat daripada haruman bunga sejati…tapi haruman itu tidak kekal. Haruman bunga plastik bukan miliknya yang sebenar, ia haruman palsu yang bersifat luaran. Berbeda dengan keharuman bunga sejati yang bersifat dalaman dan kekal. Keharuman bunga sejati tetap kekal dimana saja ia diletakkan, di jambangan ataupun sekadar tumbuh di pingggir belantara. Sebaliknya bunga plastik tetap kaku, haruman palsunya akan semakin hilang walaupun tersusun indah di jambangan emas.

Wanita solehah yang hatinya terikat dengan Allah-si gadis dihiasi sifat sopan dan malu; si anak mentaati ibu bapa; srikandi dihiasi keberanian dan ketegasan yang penuh kesopanan serta prihatin terhadap suasana masyarakat; si isteri penuh ketaatan, kesetiaan dan kasih terhadap suami. Semuanya berteraskan rasa cinta kepada Yang Maha Pencipta. Berbahagialah kaum Adam yang berjaya memiliki `perhiasan' sejati ini kerana pastinya hidup akan terarah ke syurga. Syurga dunia yang disegerakan dan syurga hakiki yang kekal abadi.

Seorang wanita yang hatinya jauh dari Tuhan masih mampu menjadi perhiasan dunia yang digilai oleh segenap lelaki. Kecantikan dan lentoknya menjadikan hati lelaki tunduk semahu-mahunya sehingga sangggup berkorban segala-galanya-sutau perhambaan yang tersirat. Terpenjaralah hati kaum Adam yang memilih perhiasan`palsu' ini.
Hati menjadi sempit dan di akhirat terseksa tanpa batas!

Wanita boleh memilih untuk menjadi `bunga sejati'. Wanita solehah yang membawa ketenangan. Wanita juga boleh memilih untuk menjadi `bunga plastik'. Wanita yang mengundang kemelut, kacau bilau dan kehancuran. Kita sentiasa ada pilihan… maka pilihlah. Kita hanya akan layak menjadi `bunga sejati' jika hati tunduk kepada Tuhan. Bagaimanapun, Tuhan tidak pernah memaksa. Dia tetap agung walaupun kita sebagai hamba terus derhaka…Maha suci Allah yang telah memuliakan kita sebagai wanita. Daripadanya kita datang dan kepada-Nya kita akan kembali.

Sabda Rasullulah s.a.w yang bermaksud:
"Hendaklah kamu menasihati para wanita dengan sebaik mungkin, kerana sesungguhnya wanita itu dijadikan daripada tulang rusuk, sesungguhnya bahagian yang paling bengkok pada tulang itu ialah yang di sebelah atasnya; apabila kamu mahu meluruskannya patahlah ia, dan sekiranya kamu membiarkannya kekallah ia dalam keadaan bengkok. Oleh itu tolonglah kamu nasihati para wanita dengan sebaik-baiknya"
(Riwayat Bukhari, Muslim dan abu Hurairah)

For my SUPER EMAK 'n BAPAKKU nun jauh disana

Emak bapak yang tercinta maafkan aku yang tak pandai membahagiakanmu.
Di usia tuamu, masih saja kalian mengelus dada atas sikap-sikap dan perkataanku.
Emak bapak, maafkan aku yang sering tidak ada di samping kalian.
Maaafkan aku yang sibuk bekerja tapi tak juga membahagiakan kalian dengan materi yang cukup.
Emak bapak, maafkan anakmu yang tak pandai berbakti kepada kalian.
Emak bapak, maafkan aku...
Anakmu hanya bisa merangkai doa kepada Allah setiap hari agar kalian selalu diberi kesabaran dan kemudahan.
didunia ini orang yang paling sempurna,terindah dalam hidupku
hanyalah engkau
didalam hatiku hanya ada engkau
Emak bapak …
Demi Hidup kalian merelakan harga diri
Demi Hidupku kalian mengorbankan Perasaan hingga segalanya
Emak bapak …
Terima kasih …
Aku takkan rela jika Aku tiada Bahagiakan kalian!!!
Amin

Februari Terindah Baginya

Ahad, 14 Februari 2010
Hari yang begitu menyejarah baginya : mba’ ku yang sholihat, Mbak Iis. Mbakku yg sll mjd “ojek” aku ketika aku nebeng pulang pergi, saat ada jadwal pengajian rutin. Mbak yg sll langganan pecelnya emakku setiap pagi, hehehehe

Hari yang menjadi saksi atas genapnya dien dua jiwa. Hari bahagia yang menghalalkan ikatan cinta antara 2 hati. Hari yang pernikahannya....., Alhamdulillah......

Dua hati menyatu kini..
Di dalam ikatan yang suci, ntuk mengikuti sunah nabi..
Berharap ridho Ilahi..
Semoga akan terciptakan keluarga penuh kasih sayang
Seperti yang pernh disampaikan Rasulullah tentang keluarganya.

Saat dua hati berjanji …
Tuk arungi hidup di jalanNya..
Alloh kan berkahi mereka
Kala dalam do’a, kala dalam asa.

Menjadilah mentari bening pagi terangi bumi terangi hati
Menjadilah keheningan malam, kala berjuta insan larut dalam do’a
Selamat datang di duniamu yg baru... terhanturkan do’a : semoga mjd keluarga yg sakinah, mawaddah, warohmah dan bisa mencontoh keluarga Rosululloh SAW yg teramat harmonis smp akhir hayat...^_^

Barokallahu laka wabaraka’ alaika wa jama’a bainakuma fii khoir (semoga Alloh mencurahkan keberkahan atasmu dan semoga Dia mempersatukan kamu berdua di dalam kebaikan). (HR Ahmad, Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah dan Baihaqi).


Kediri, Februari 2010.
Untuk kesekian kalinya aku menangis bahagia......

Persiapan Menjadi Orang Tua

Nuwon pangapunten sa’doronge, mohon maaf sebelumnya, izinkan saya berbagi sedikit tentang ‘secuil’ ilmu yang baru saja saya dapatkan dari tempat belajar saya dan dari sebuah buku yang sangat menarik bagi saya. (sstt….ini buku baru saya beli sepekan yang lalu loh….^_^). “ Sharing” ini saya dedikasikan khusus bagi saya dan juga anda yang akan dan sedang menanti amanah baru : menjadi orangtua. Semoga bisa bermanfaat bagi kita, meskipun sederhana dan alakadarnya. Sok...dibaca atuh yah..kang, teteh, aa’,ade’, mas dan mba yu ne...monggo..^_^.

Konon katanya sebagai orang dewasa kita memiliki 3 peran utama bagi anak-anak di sekitar kita. Ketiga peran tersebut yaitu sebagai guru, sebagai orangtua dan sebagai teman bermain baginya. (Nah...bener kan..udah banyak yang tau..., he..he.., ga’ papa yah diinget lagi).

Mereka yang disebut orangtua adalah ayah kandung atau ibu kandung dari seorang anak. Sedangkan guru seringkali diartikan sebagai pengajar dan pendidik di lingkungan sekolah. Padahal sejatinya orangtua juga merupakan guru bagi anak-anaknya. Karna orangtua dan guru memiliki tugas yang sama yaitu mendidik, mengajar sekaligus melatih kemampuan seorang anak. Dalam hal ini ada 3 bagian kecerdasan anak yang harus diasah baik oleh orangtua maupun guru. 3 aspek kecerdasan itu adalah kecerdasan kognitif (otak), kecerdasan afektif (hati) dan kecerdasan Psikomotorik (tubuh).

Nah, mengajar adalah proses merubah anak dari ’tidak tau’ menjadi ’tau’, sisi kecerdasan yang diasah adalah kognitif (otak) si anak. Klo’ mendidik adalah proses merubah anak dari ’tidak mau’ menjadi ’mau’, sisi kecerdasan yang diasah adalah afektif (hati) si anak. Sedangkan melatih adalah proses merubah anak dari ’tidak bisa’ menjadi ’bisa’, sisi kecerdasan yang diasah adalah psikomotorik (tubuh).

Peran yang terakhir adalah kita sebagai teman bermain bagi anak-anak kita. Bagi anak bermain selain tuntutan naluri juga merupakan pekerjaan yang utama baginya. Karena mereka belajar banyak hal dalam bermain, baik ketrampilan motorik kasar, motorik halus, komunikasi, maupun pengembangan semua sisi multiple intellegence. Orangtua yang kreatif adalah mereka yang dapat menjadikan aktifitas sehari-hari sebagai bagian dari permainan. Menjadi teman bermain untuknya?? Sepertinya sederhana dan bisa dilakukan oleh setiap orangtua. Tapi pada kenyataannya masih banyak orangtua yang menyediakan waktu khusus untuk menemani anaknya bermain, terutama seorang ayah. Karna sebagian besar waktunya untuk bekerja sehingga waktunya dirumah dimaksimalkan untuk melepas lelah baginya. Sehingga seringkali peran orangtua didominansi olegh seorang ibu. Padahal sejatinya seorang ibu dan ayah memiliki peran yang sama dan seimbang.

Menurut Ida Nurlaila dalam bukunya Menyayangi Anak Sepenuh Hati (2008), bahwa seorang pengajar, pendidik sekaligus pelatih bagi anak-anak, harus memiliki karakteristik dasar sebagai berikut :

Ikhlas
Semua amal kita untuk Allah semata. Mendidik anak juga merupakan salah satu amal terbaik. Mendidik anak sebagai amanah Allah dan kita jadikan sebagai anak sholeh untuk menjalankan perintah Alloh dan membela agamaNya. Tanpa mengharapkan pamrih duniawi. Bukan untuk kebesaran dan kemuliaan kita sendiri.

Takwa
Meraih status tertinggi di sisi Alloh dengan melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya.
Ilmu
Kita harus membekali diri dengan ilmu dan ketrampilan. Misalnya dengan mengikuti parenting training, membeli buku-buku pendidikan anak, berlangganan majalah keluarga, dan lain sebagainya.

Penyabar
Kesabaran tidak memiliki batas. Ia mengalir dalam setiap situasi dan keadaan yang segala bentuknya, mulai dari senyuman hingga saatnya harus menghukum anak.
Rasa tanggungjawab
Meliputi tanggung jawab kepada keluarga dan masyarakat serta tanggung jawab kepada Alloh untuk merawat titipsnNya dan menggembalikan kepada Alloh dalam keadaan fitrahnya.

Kasih sayang
Hanya kasih sayang yang membuat seseorang bertahan untuk mencintai anak tanpa henti. Seperti apapun anak kita atau bagaimanapun prilakunya.

Yuk..kita jenguk hati dan diri kita !, Bila ternyata kita belum sepenuhnya memiliki karakter diri sebagi orangtua. Bukankan wajar jika hingga saat ini Alloh belum menghendaki ”hadirnya” di antara kita. Karna kehadirannya bukan hanya sekedar ’meramaikan’ rumah kita kan?? Menurut anda gimana??

Tentang Jodoh

Kak... calon suami Qta sedang apa yah?...knp tak kunjung datang juga..:)? Sungguh hati ini begitu telah merindukan hadirnya...ingin segera mencium punggung tangannya...ingin segera berbakti kepadanya...ingin segera membasuh peluh2 perjuangannya..ingin segera menggenapkan setengah dien ini....”
Message delivered.....
1 message recceived :
”Sabar dunk...jodoh kita ga’ akan pernah tertukar deh...dia akan datang pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat....saat kita telah menantinya dan dia belum datang juga...itu artinya kita masih punya banyak waktu untuk memperbaiki kualitas hati & diri...karna dia yang akan hadir bisa mjd pelengkap kita"
”Jodoh memang sebuah misteri Illahi…seperti misteri segitiga bermuda Formosa, seperti misteri penyalipan yudas …seperti lenyapnya benua Atlantis dan harta raja Sulaiman.”
Mmm...iya, setiap kita pasti mengiyakannya. Bahwa jodoh adalah sebuah misteri yang unik bagi siapapun.
Sekarang saya mulai dapat menyimpulkan bahwa jodoh kita tidaklah harus berkarakter sama dengan kita. Justru sepertinya kita harus mencari atau bahkan menciptakan perbedaan itu. Perbedaan itu akan menjadi suatu tantangan yang jika kita kelola dengan baik akan menjadi kekuatan terbaik bagi kita. Jadi sebenarnya kita tidak perlu melakukan pendekatan personal dengan seseorang yang merupakan jodoh kita nantinya. Karna kita tak perlu mencari kecocokan sikap dan karakter. Perbedaan itu justru terlihat lebih indah. Iya tentu..karna bagi saya saling memahami dan mengerti antara satu sama lain adalah harmony kehidupan yang sangat indah. Meski perbedaan bisa menjadi potensi konflik bagi siapapun. Dan tentu saja tak akan ada hubungan tanpa konflik. Tapi kedekatan diri denganNya akan mampu mengatasi konflik dengan ending yang sangat bijak.
Bahwa Islam hanya membolehkan taaruf dan mengharamkan sesuatu yang melebihi itu memang benar adanya. Tak perlu adanya penjajakan, tak perlu ada pacaran karna darinya tak kan ada manfaat apapun. Alasan untuk menemukan kecocokan, saling memahami atau apapun sesungguhnya hanya alasan klise yang sebenarnya tak kan berpengaruh apapun terhadap keharmonisan rumah tangga di kemudian hari. Karna kita tak perlu mencari kecocokan sikap dan karakter. Kita hanya perlu menyiapkan kekuatan ruh, hati, jiwa dan fikiran untuk dapat beradaptasi dengan kemungkinan perbedaan yang ada. Kita hanya perlu tau kualitas keimanannya. Karna semakin tinggi keimanan seseorang maka ia akan semakin bijak dan sabar menjalani proses adaptif di kemudian hari, tanpa ada keluh kesah dan tanpa kecewa di hati.
Ehm....jadi berjodoh dengan orang yang baru saja kita kenal atau menerima proses perjodohan??? So what gitu loh?? Tapi : ”Iman ”..harus menjadi sandaran utama kita untuk menentukan pilihan itu...Bagaimana??? setuju???.

” Wallohu ’alam.....mungkin Alloh ingin mengujimu....
Ingin meluruskan setiap jengkal perubahanmu...
Yakin Alloh tak ingin membiarkanmu ”hijrah” hanya karna ”mahluk”.
Sungguh....saya takjub akan ”goresan” Alloh terhadapmu....
Indah...sungguh saya dapat merasakan sentuhanNYa atas mu....”

Rencana Alloh Pasti Indah

Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang
menyulam sehelai kain.
Aku yang sedang bermain dilantai, melihat ke
atas
dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia
menerangkan
bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai
kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa
yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet.

Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata
dengan lembut:
"Anakku,lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu
menyelesaikan sulaman ini, nanti setelah
selesai,
kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas
pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini
dari atas. "Aku heran, mengapa ibu menggunakan
benang hitam dan putih, begitu Semrawut menurut
pandanganku.


Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu
memanggil," Anakku, mari kesini, dan duduklah di
pangkuan ibu."
Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum
melihat bunga-bunga yang indah,dengan latar
belakang pemandangan matahari yang sedang
terbit,
sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya
melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat
hanyalah benang- benang yang ruwet.

Kemudian ibu berkata,"Anakku, dari bawah memang
nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak
menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada
gambar
yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya
mengikutinya.

Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat
melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan.
Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke
atas
dan bertanya kepada Allah, "Allah, apa yang
Engkau lakukan?" Ia menjawab :
" Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku
membantah," Tetapi nampaknya hidup ini ruwet,
benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa
tidak
semuanya memakai warna yang cerah? "Kemudian
Allah menjawab," Hambaku, kamu teruskan
pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan
pekerjaanKu dibumi ini.


Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga
dan
mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan
melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu.


"Subhanallah...

Beruntunglah orang2 yang mampu menjaring ayat
indah Allah dari keruwetan hidup di dunia ini.
Semoga Allah berkenan menumbuhkan kesabaran dan
mewariskan kearifan dalam hati hamba-Nya agar
dapat memaknai kejadian2 dalam perjalanan
hidupnya, seruwet apapun itu. Amin.

Subhanallah, tulisan ini benar-benar membuka
pikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang maha
pengatur segala sesuatu di alam ini.
Tulisan ini mengingatkan saya bahwa kendati pun
manusia punya keinginan, tetapi Allah mempunyai
keputusan yang tak mungkin dapat kita ubah. Mari
kita senantiasa bertawakkal kepada Nya.

Wassalamualaikum wr wb.

Silahkan Anda memforward msg ini ke orang lain,
yang anda cintai dan teman-teman Anda, bagi dan
berikanlah yang terbaik untuk mereka.


"Waktu itu secepat perjalanan awan. Maka
barangsiapa waktunya senantiasa berada di jalan-
NYA, maka waktu itu menjadi nafas dan umurnya.

7 Kalimat Utama

Sabda Rasulullah S.A.W
"Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak busa/buih laut "

1. Mengucap Bismillah pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
Rasulullah bersabda : Setiap pekerjaan yang mempunyai kebaikan namun tidak dimulai padanya meyebut nama bismillah. Maka pekerjaan itu akan pincang. (HR IbnuHibban)
hadist itu memperjelas betapa pentingnya basmallah untuk memulai suatu pekerjaan sehari-hari yang bersifat positif. Selain penting Basmallah dapat memberikan manfaat bagi diri kita sendiri.
2. Mengucap Alhamdulillah pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
Pujian kepada Allah dalam bentuk ucapan merupakan anjuran agama setiap kali merasakan anugerah. Itu sebabnya Rasulullah saw. Selalu mengucapkan al-hamdulillah pada setiap kondisi dan situasi. Ketika berpakaian, sesudah makan, ketika akan tidur dan setiap bangun tidur, dan seterusnya dari perbuatan Rasulullah saw yang mengajarkan kita untuk selalu mengucapkan al-hamdulillah dalam setiap kondisi dan situasi.
Apabila seseorang sering mengucapkan al-hamdulillah, maka dari saat ke saat ia akan selalu merasa dalam curahan rahmat dan kasih sayang Allah. Dia akan merasa bahwa Allah tidak membiarkannya sendiri. Jika kesadaran ini telah berbekas dalam jiwanya, maka seandainya mendapatkan cobaan atau merasakan kepahitan dan ujian bahkan musibah sekalipun, maka dia pun akan mengucapkan al-hamdulillah atau segala puji bagi Allah, tiada yang dipuja dan dipuji walau cobaan menimpa, kecuali Dia semata.
3. Mengucap Astagfirullah jika lidah tersilap perkataan yang tidak patut
Nabi Muhammad Saw selalu melakukannya, Sebagaimana yang
kita ketahui dari sirahnya Rasulullah selalu melakukan perbuatan
yang terbaik(afdhal) sekaligus juga selalu mudawamah (kontinuitas)
dalam mengerjakannya, Istighfar salah satu amalan yang selalu
dilakukan oleh Rasullullah, Dalam hadist Rasullullah bersabda: Demi
Allah Aku beristighfar dan bertaubat kepada-NYA seratus kali dalam
sehari. (HR. Bukhari)
Jika Rasullulah Saw yang ma'shum dan dosanya
sudah diampuni baik dimasa lalu maupun di masa akan datang selalu
beristighfar seratus kali dalam sehari, bagaimana dengan kita….?
4. Mengucap Insya Allah jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.
Kata "Insya Allah" berarti "jika Allah menghendaki". Ini menunjukkan bahwa kita tidak tahu sedetik ke depan apa yang terjadi dengan kita. Kedua, hal ini juga menunjukkan bahwa manusia punya rencana, Allah punya kuasa. Dengan demikian, kata "insya Allah" menunjukkan kerendahan hati seorang hamba sekaligus kesadaran akan kekuasaan ilahi.
5. Mengucap La haula wala kuwwata illa billah jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.
Sedemikian istimewanya ucapan “La Haula wa La Quwwata Illa Billah” sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda:
Perbanyaklah membaca ‘La Haula wa La Quwwata Illa Billah’, karena sesungguhnya ia merupakan perbendaharaan dari perbendaharaan-perbendaharaan Surga. (HR.Ahmad)
Pengalaman luar biasa juga pernah diceritakan oleh Abu Khair, Ishaq Al Gharawi. Dia menceritakan bahwa mereka pernah diserang sebuah pasukan dengan delapan puluh ekor gajah. Akibatnya pasukan mereka, termasuk pasukan berkuda menjadi berantakan.
Peristiwa ini, ujar Abu Khair membuat Muhammad bin Qasum panik. Melihat kondisi ini dia kemudian membaca “La Haula wa La Quwwata Illa Billah” berkali-kali.
Ajaib, karena ucapan tersebut Allah menahan gajah-gajah tersebut dengan cara ditimpakan kepadanya rasa yang sangat panas, sehingga gajah-gajah itu mencari sumber air. Para pawang mereka sekalipun tak mampu mengendalikan gajah-gajah yang sudah kepanasan itu.
Akhirnya, para prajurit Muslim bisa melanjutkan perjalana dengan menaiki gajah yang sudah ditaklukkan tersebut. Kemenangan ini tentu berkat izin dari Allah SWT. Kisah kedua ini diriwayatkaan oleh Ibnu Abu Dunya dan Tanukhi dalam kitab Al- Farj ba’dasy Syiddah.
Demikianlah diantara kisah tentang keistimewaan ucapan “La Haula wa La Quwwata Illa Billah.” Oleh karenanya jadikanlah ucapan ini sebagai amalan kita, terutama saat menghadapi kesulitan. Jangan sampai ucapan mulia ini dijadikan bahan olok-olokan.
6. Mengucap inna lillahi wa inna ilaihi rajiun jika menghadapi dan menerima musibah.
sedangkan Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un diucapkan bila mendapat musibah (2:156). Namun dalam "Hushnul Muslim" (kumpulan doa berdasarkan Al-Qur`an dan Hadits, saya dapati bahwa bila mendapat musibah juga dianjurkan mengucap: "Alhamdulillah 'ala kulli haal" (Segala puji bagi Allah atas segala sesuatu).

Sekarang tinggal bagaimana kita memandang apa yang menimpa kita, apakah itu musibah atau justru nikmat.
Sebagai contoh, ketika diangkat menjadi Khalifah (pemimpin), Umar bin Khattab justru mengucap Inna lillahi...(dst) dan menangis, sungguh jauh beda dengan sikap para pemimpin kita kini.

Namun perlu diingat juga bahwa ucapan tersebut bukan ucapan basa-basi, namun mencerminkan gejolak hati si pengucap. Tentu percuma kalau mengucap innalillahi (dst), namun sikapnya tidak mencerminkan kesabaran dan penyerahan diri bahwa segala sesuatu memang milik Allah dan hak-Nya untuk mengambilnya kembali, sebagaimana diriwayatkan:
Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Nabi saw. Melewati seorang wanita yang sedang menangis di kuburan, lalu beliau saw. bersabda: Taqwalah kamu kepada Allah dan bersabarlah.Ia menjawab: Pergilah kamu dari padaku, karena kamu tidak ditimpa musibah dan tidak mengetahuinya. Dikatakan kepadanya bahwa dia adalah Nabi saw. lalu ia datang ke pintu Nabi saw. dan ia tidak mendapatkan penjaga pintu di sisi beliau, lalu ia berkata: Saya tidak mengenal engkau. Beliau bersabda: Kesabaran itu hanyalah ketika kali yang pertama. (Bukhari)

7. Mengucap La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah sepanjang siang malam sehingga tak terpisah dari lidahnya.
Rasulullah SAW bersabda: “ Akan keluar dari api neraka siapa yang mengucapkan La ilaha illa Allah dan siapa yang di dalam hatinya ada kebaikan walau hanya seberat syair. Dan keluar dari nerapa siapa yang mengucapkan La ilaha illa Allah Muhammadarrosululloh dan siapa yang di dalam hatinya ada kebaikan walau hanya seberat Burra, dan keluar dari neraka bagi siapa saja yang mengucapkan La ilaha illa Allah dan siapa yang di dalam hatinya ada seberat Dzarrah dari kebaikan” (HR Anas bin Malik)
Lebih lanjut Rasul bersabda: “…..Orang yang paling bahagia dengan syafaatku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan La ilaha illa Allah dengan tulus dari hati atau jiwanya” (HR Bukhari)
“Setiap hamba yang bersaksi bahwa “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, maka Allah akan mengharamkan api neraka baginya.” (HR Muslim & Thurmudzi)
Barangsiapa mengucapkan La ilaha illa Allah Muhammadarrosululloh dengan ikhlas Insya Allah surga baginya, keikhlasan yang akan memagari (melindunginya) dari segala yang diharamkan Allah.
Memperbanyak zikir La ilaha illa Alah Muhammadarrosululloh akan memperbaharui kualitas iman seorang muslim.

0 Comments